Tokoh
Ronny Pattinasarany Hidup untuk Sepak bola
Perjalanan sepak bola Indonesia seperti turun dari tebing. Sempat mengikuti piala dunia dengan nama Hindia Belanda pada 1938 di Paris. Menjadi salah satu kekuatan di Asia pada dekade 70-an, Hingga saat ini; 19 tahun tanpa gelar juara.
Menyibak perjalanan tokoh-tokoh sepak bola negeri ini, tampaknya kita tak bisa lepas dari pria yang diberi julukan "si kurus" ini. Seorang anak berdarah Makassar yang terpilih menjadi Asia All Star pada 1982, sekaligus kapten pertama Indonesia yang bisa membawa Timnas mendapatkan medali perunggu di SEA Games dua kali berturut-turut.
Perjalanan Hidup "Si Kurus"
Sejak kecil, Ronny Pattinasarani ingin sekali menjadi seorang pesepakbola. Darah untuk menendang bola memang ia dapatkan dari ayahnya, Nus Pattinassarany yang juga merupakan pemain sebelum era kemerdekaan.
Sebenarnya karir Ronny sebagai pemain profesional agak telat. Ia baru bergabung dengan PSM Makassar pada umur 23 tahun. Dan ia mendapatkan tempat di tim senior PSM pada umur 25 tahun.
Talentanya sebagai pemain baru terlihat saat ia hijrah ke klub Galatama, yaitu Wala Agung. Di sanalah ia dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia dan meraih beberapa gelar.
Pada umur 33 tahun "Si Kurus" memutuskan untuk pensiun menjadi pemain. Tapi karena tidak bisa lepas dari dunia sepakbola, Ronny akhirnya memutuskan untuk menjadi pelatih. Ia sempat melatih Persija Jakarta, Gresik United, Persiba Balikpapan dan beberapa klub lain. Sayang, karir kepelatihannya tidak secemerlang ketika ia menjadi pemain.
Setelah beberapa tahun berhenti menjadi pelatih, pada 2006 Mantan Libero tangguh ini kembali ke dunia yang membesarkannya. Kali ini ia masuk PSSI dan menjadi bagian dalam pengembangan pemain usia muda. Ronny merupakan salah satu orang yang konsisten dengan pembinaan sepakbola sejak usia dini.
Pada Awal 2008, Ronny akhirnya meninggal. Ronny kalah oleh penyakit kanker hati yang dideritanya sejak 2007.
Otobiografi "Si Kurus"
Ronny terlahir sebagai pemimpin, begitulah julukan teman-teman seperjuangannnya di timnas. Bahkan, pada saat jadi kapten Ronny tidak segan-segan membela pemain muda sekali pun.
"Si Kurus" juga terkenal cukup vocal dan lugas. Ia tidak segan-segan berbicara lantang pada PSSI sekali pun. Pada saat jadi pemain, ia sempat bersitegang dengan Ali Sadikin, ketua PSSI saat itu. Layaknya seoranggentleman, Ronny selalu menujukan sikap sebagai seorang pria sejati.
Hal yang paling luar biasa adalah pada saat Ronny memutuskan untuk berhenti dari dunia sepakbola karena Anaknya. Kedua anak Ronny sempat terjerat Narkoba, dan ia harus memilih. "Saya dihadapkan dua pilihan yang sangat sulit, sepak bola atau anak. Saya akhirnya memutuskan meninggalkan sepakbola meski saat itu tidak tahu apa yang akan saya lakukan," papar Ronny
Akhirnya, karena kegigihan Ronny memberikan support berhasil membawa anaknya keluar dari jeratan Narkoba. Atas keberhasilannya tersebut, Ronny menerbitkan buku yang berjudul: "Dan Anakku Sembuh dari Ketergantungan Narkoba"
Ronny memang seorang pria sejati baik di luar maupun dalam lapangan. Meskipun hidupnya berat, namun ia tetap gigih dan semangat untuk mengejar mimpinya. Seperti judul buku otobiografinya, "Dan Saya pun Telah Menyelesaikan Pertandingan Ini", Ronny telah memenangkan pertandingan hidupnya dengan baik.
Jika Ronny masih hidup, pasti ia akan miris melihat keadaan sepakbola kita 2 tahun ke belakang. Semoga saja PSSI bisa sadar diri. Hidup Sepakbola Indonesia!
Posting Komentar
11 Komentar
semoga masih ada orang di pssi yang sehebat alm. Pak Ronny
makasih sharenya kawan :)
Dulu, Indonesia berhasil masuk piala dunia, sekarang....lain lagi..
Turunkan Nurdin...
Nurdin bakal di tendang dari PSSI... :P
terima kasih sudah berbagi :)
Semoga PSSI segera sembuh dari penyakit-penyakit yang nempel ditubuhnya.